Inilah Dia Rahasia Sukses Industri Manufaktur di China
Lambat laun streotip barang murah dan tidak berkualitas tidak bisa dilabelkan lagi pada barang buatan China. Kualitas produk China bisa diadu.
industri china
16513
post-template-default,single,single-post,postid-16513,single-format-standard,bridge-core-3.1.0,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,hide_top_bar_on_mobile_header,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-29.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-7.2,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-18499
 
industri china

Ini dia Rahasia Sukses Industri Manufaktur di China “Made In China”!

Tidak asing di benak kita tentang produk berlabelkan ‘Made In China’. Entah itu mainan yang kita beli di lapak mainan, barang-barang elektronik di Mal, sampai produk fashion muslim pun buatan pabrik-pabrik China. Mungkin beberapa tahun lalu, kita mengidentikan barang dari China adalah murah dengan kualitas yang kurang baik. Namun kini, lambat laun streotip itu tidak bisa dilabelkan lagi pada barang buatan China. Karena kualitas barang yang diproduksi Pabrik-Pabrik China mulai sama dengan kualitas barang negara-negara Barat.

Sebut saja Produk Teknologi merek China seperti DJI yang mengalahkan dominasi GoPro dalam pasar Kamera Drone. Lalu ada Huawei, Oppo, dan Xiaomi yang berhasil menyaingi perusahaan Gadget besar Apple dan Samsung. Belakangan ini juga muncul merek Wuling dalam industri otomotif yang ingin mengambil perlahan pasar otomotif Jepang dengan menawarkan harga murah dengan kualitas yang mirip.

Ternyata, kedepan China memiliki misi yaitu “Made In China 2025”. Cita-cita ini diprakasai oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dan kabinetnya pada Mei 2015. Tujuannya agar China beralih dari menjadi pabrik di dunia dengan barang murah dan berkualitas rendah untuk pindah ke produk dan layanan bernilai lebih tinggi. Pasti penasaran resep sukses Industri di negeri China! Berikut adalah rahasianya,

3 Rahasia Kenapa Industri Manufaktur China Maju

1. Alih Teknologi (Amati, Tiru, Modifikasi)

Kamu pasti tidak asing dengan formula ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) ini. ATM ini adalah sebuah Praktek Lumrah dalam Industri Kreatif. Dalam pengertiannya adalah mempelajari dan meniru sebuah ide yang telah ada, untuk kemudian dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru dan berbeda. Bangsa China dalam prakteknya sering mendatangkan ke negerinya, investor dan insinyur asing dengan persyaratan yang memungkinkan penduduk lokal bisa menguasai teknologi baru.

ATM atau dalam istilah kerennya Reverse engineering ini suka digunakan oleh bangsa China terhadap semua produk teknologi terbaru. Ini akhirnya membuat mereka menjadi raksasa teknologi bidang apa saja. Contoh nyatanya seperti Negara China mewajibkan seluruh gambar teknik dari proyek yang dibangun di negara mereka diserahkan dan disimpan di sebuah badan arsip pemerintah, yang sekaligus sebagai referensi bagi para insinyur mereka.

2. Politik Membatasi Persaingan Produk Luar Negeri di Negerinya

Dengan Populasi 1,386 miliar penduduk, pemerintah China mengerti bahwa mereka adalah pasar yang besar bagi perdagangan luar negeri ataupun dalam negerinya sendiri. Bayangkan jika sebuah perusahaan berhasil menguasai pasar di China itu sama dengan mengusai 18,41 persen pasar di Dunia. Karena itu pemerintah China sadar untuk memproteksi negaranya dengan kebijakan membatasi produk impor dan izin perusahaan yang masuk ke negeranya. Karena dari segi kualitas, barang-barang China kalah bersaing dengan barang impor pada waktu itu.

Sikap membatasi Persaingan Produk Luar Negeri di Negerinya ini ditegaskan dengan peraturan pemerintah. Yang seringkali berdampak signifikan pada proses panjang masuk ke pasar China. Misalnya, di sektor medis dan farmasi, uji produk atau klinis yang lama mungkin diperlukan, yang menghasilkan siklus penjualan yang lebih lama daripada yang mungkin terjadi di negara lain. Perlu juga dicatat bahwa hanya karena suatu produk sebelumnya telah disetujui oleh otoritas regulator di Eropa atau AS tidak secara otomatis menjamin bahwa produk yang sama akan menerima persetujuan di Cina.

3. Situs Marketplace seperti Alibaba membantu Produk China Ekspor ke negara lain

Pernah baca iklan “Seminar untuk menjadi Importir barang China?” Ya, kadang mereka juga menawarkan trip untuk pergi ke China untuk mengkaji barang-barang yang ingin di import. Padahal ada cara yang gampang, cari saja barang-barang tersebut di situs seperti Alibaba.

Situs Marketplace seperti Alibaba sangat membantu bisnis kecil di China untuk memasarkan produknya. Mereka menghubungkan pembeli dan penjual barang terkait. Seiring kemajuan teknologi, semakin banyak fungsi bisnis bergerak online termasuk yang sudah mapan, seperti iklan, pemasaran, logistik, dan keuangan, dan yang baru muncul, seperti pemasaran afiliasi, pemberi rekomendasi produk, dan pemberi pengaruh media sosial.

Cita-cita Bikin.co Membantu Industri Manufaktur di Indonesia Maju!

Seperti kata pepatah, “Kejarlah ilmu sampai ke negeri China!” Apa yang terjadi pada Industri di China sangat patut ditiru. Bagaimana mereka dapat menggantikan posisi Jepang pada Industri Teknologi, dan sekarang bersaing dengan AS dan Eropa dalam persaingan kualitas produk tinggi. Indonesia dengan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan Pasarnya yang terus berkembang, mempunyai potensi yang sama. Agar industri Manufaktur dan Teknologinya bisa besar seperti China. Bikin.co dengan layanannya akan membantu Manufaktur di Indonesia naik kelas! Dengan cara memberdayakan produsen Industri Kreatif dan Manufaktur di Indonesia dengan memberikan wadah untuk publikasi, promosi, dan transaksi online melalui platform website dan mobile. Kami memberikan pengalaman bertransaksi yang mudah, cepat, aman, dan nyaman.

   

No Comments

Post A Comment