Bisakah UMKM dinamakan Startup? Apa perbedaan UMKM dan Startup?
16582
post-template-default,single,single-post,postid-16582,single-format-standard,bridge-core-3.1.0,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,hide_top_bar_on_mobile_header,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-29.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-7.2,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-18499
 
startup

Perbedaan UMKM dan Startup

Nama Startup kerap terdengar di Indonesia dimulai dari banyaknya perusahaan perangkat lunak yang muncul. Diperbincangkan di berbagai media, mendapatkan nilai investasi yang sangat besar. Sebut saja Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Mulai lah banyak orang yang meniru kisah sukses perusahaan perangkat lunak seperti itu. Kini semangat membuat startup semakin besar. Ada yang berhasil, ada yang tidak.

UMKMHmmm… Bagi sebagian besar masyarakat pada umumnya mungkin belum mengerti Startup itu apa.  Apakah sama dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)? Bisakah UMKM yang kamu buat dinamakan Startup? Apa perbedaan UMKM dan Startup? Berikut adalah perbedaan di antara keduanya:

1. Perbedaan Tujuan

Fokus utama dari sebuah Startup adalah memiliki pertumbuhan yang cepat, sedangkan UMKM beroperasi untuk mendapatkan keuntungan yang stabil dan besar. Kadang agar sebuah Startup bisa bersaing dengan UMKM (usaha mikro) dan Usaha Makro. Mereka berani untuk rugi dalam arti berinvestasi untuk pertumbuhan cepat yang selalu meningkat dari jumlah pengguna, dan transaksi penjualan. Karena itu Startup butuh suntikan dana yang besar untuk mulai menjalankan bisnisnya, dan harus siap untuk berhadapan dengan ketidakpastian.

2. Perbedaan Cara Kerja

meetingDalam cara kerja, Startup cendrung cepat karena tujuannya adalah pertumbuhan. Untuk itu sebuah Startup perlu bersinggungan dengan teknologi, dan anak muda yang mengerti cara kerja teknologi tersebut. Sebagaimana contohnya aplikasi Gojek yang biasanya selalu memperbarui fitur-fiturnya tiap minggu. Mungkin dulu kita mengingat Gojek hanyalah aplikasi Gojek, tapi sekarang mereka juga merambah layanan antar makanan dan pembayaran.

Selain itu, jika UMKM berpikir banyak aset banyak keuntungan. Maka Startup berpikir bahwa banyak aset hanya akan menambah beban biaya untuk pembelian dan pemeliharaannya. Airbnb misalnya adalah aplikasi penginapan yang tidak memiliki penginapan, atau uber yang adalah aplikasi taksi yang tidak memiliki taksi. Mereka lebih percaya kolaborasi dan kerjasama dengan pihak ketiga yaitu mitra dengan pemberian bagi hasil akan lebih menambah percepatan pertumbuhan penjualan dan pasar mereka.

 

   

No Comments

Post A Comment