proses dan kendala yang dihadapi konveksi selama proses produksi
Sebuah tempat konveksi juga tidak bisa sembarangan dalam membentuk busana yang dipesan, ada berbagai tahapan agar rapi dan sempurna
konveksi, proses produksi
17661
post-template-default,single,single-post,postid-17661,single-format-standard,bridge-core-3.1.0,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,hide_top_bar_on_mobile_header,qode-child-theme-ver-1.0.0,qode-theme-ver-29.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-7.2,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-18499
 

Proses dan Kendala Konveksi 

Apakah Anda pernah merasakan bahwa membeli busana dari hasil konveksi baju memiliki ukuran, model, warna hingga desain yang sama? Nah, memang benar demikian, tujuannya adalah menyelaraskan busana agar mudah dipakai oleh semua orang. Dengan standar ukuran yang ada memang sebuah busana bisa dipakai tanpa harus kerepotan mengukur dan menunggu waktu pembuatan. Anda bisa langsung membeli dengan ukuran tubuh Anda tanpa kelamaan. Keuntungan membeli semacam ini didasarkan pada frekuensi tinggi pemakaian untuk kebutuhan lingkungan dan tuntutan profesi. Semua saling melengkapi dengan pilihan harga yang bisa disesuaikan dengan kualitas bahan. 

Sebuah tempat konveksi juga tidak bisa sembarangan dalam membentuk busana yang dipesan, ada berbagai tahapan agar rapi dan sempurna. 

Tahapan atau prosesnya adalah sebagai berikut:

Seleksi Bahan 

Untuk konveksi yang mengerjakan bahan kaos Anda bisa memilih kaos katun combed atau polyester. Sedangkan untuk bahan kemeja Anda bisa pilih katun yang adem dan kualitasnya kelas 1, bahan dengan kualitas unggulan juga memengaruhi pabrik konveksi. Semakin bagus maka pabrik semakin dikenal baik. 

1. Proses Desain

Dalam membuat desain busana, Anda harus mengikuti tren yang ada di pasaran. Jangan Anda buat sesuai keinginan hati sendiri karena itu terkadang relatif, Anda bisa mengadopsi desain dari mancanegara namun tidak 100%. Namun, jika ada konsumen sudah ada desain sendiri maka sebagai pabrik konsumen akan merasa lebih ringan dalam mengerjakan. Anda perlu diperhatikan di sini adalah desain tidak boleh sama persis dengan desain kompetitor konveksi lainnya karena dianggap plagiat. 

2. Mengukur Bahan
pekerja

Ukuran stAndar yang ada di dunia busana adalah S, M, L, dan XL. Namun, ada pula ukuran jumbo (XXL, XXXL,XXXXL, X5L) tergantung permintaan konsumen. Nampaknya semakin besar harganya juga semakin murah, karena proses pembuatannya lebih ringan, bahan juga lebih banyak tetapi kalau dalam dunia busana ukuran memang menentukan proses kerumitan sehingga berpengaruh pada harga daripada jumlah bahan. 

3. Potong Bahan

Proses potong bahan ini menggunakan mesin potong sekali jalan, banyak sekali kejadian salah potong ukuran namun Anda juga harus kroscek sebelum eksekusi dahulu. Dalam hal kasus semacam itu, jika bahan yang dipotong ukurannya jumbo dan ternyata menjadi medium masih tidak terlalu rugi, akan tetapi jika terlanjur dipotong ukuran kecil namun yang diminta ternyata jumbo, Anda sebagai pengusaha konveksi akan rugi cukup lumayan.  

4. Sablonase

Bahan atau kain yang sudah dipotong sesuai pola dan ukuran nantinya akan disablon dengan desain yang disetujui konsumen. Proses sablonase ini cukup lama dan berhati-hati, sedikit salah juga akan merusak bahan. Tukang sablon juga harus yang berpengalaman agar hasilnya lebih maksimal.

5. Penjahitan

Proses sablonase yang telah selesai dan kering secara maksimal maka dilanjutkan dengan menjahit bahan. Menjahit ini memang membutuhkan banyak mesin seperti mesin jahit, mesin obras, mesin pelubang kancing. Ketika menjahitpun juga dituntut untuk lebih rapi, tidak cacat dan sesuai aturan jahitan beberapa mili dari obras. Keahlian ini sebaiknya dari karyawan yang sudah berpengalaman lama dalam bidang khusus menjahit. 

6. Finishing

Proses finishing adalah proses yang paling bisa dilakukan oleh semua orang meliputi cek jahitan, membersihkan benang, pengecekan kualitas hasil (quality control) dan press menggunakan setrika uap agar lebih rapi dan licin. Untuk skala konveksi yang tidak ada pesanan, terkadang ada barang rijek atau sortiran karena hasil jahitan meleset sedikit atau cacat pada bagian tertentu yang masih tersembunyi. Untuk produk rijekan ini bisa tetap dijual kembali dengan harga lebih rendah dari harga kualitas utama. 

7. Pengepakan 

Proses pengepakan tidak boleh sembarangan, Anda harus klasifikasikan dengan ukuran dan warna. Pengemasan dengan plastik bening dan perekat kuat memang selalu menarik perhatian konsumen. Namun, jika konsumen menghendaki plastik yang ditentukan maka tidak ada salahnya untuk dicoba. 

Jika Anda sudah mengetahui keindahan proses menjahit busana maka kini saatnya Anda mengetahui pula kendala yang memungkinkan dihadapi oleh para pengusaha konveksi. Untuk kendala konveksi baju kelas bawah masih bisa dijangkau kecil kemungkinan untuk gulung tikar selama ada sistem stabilisasi.

Namun, Kendala Umum Apa Sajakah Yang Sering Muncul ?

1. Mesin Rusak 

Merupakan nyawa utama berdirinya sebuah usaha dalam bidang konveksi karena dengan mesin jahit inilah maka sebuah busana bisa dibentuk. Mesin jahit yang terus menerus dipakai juga pastinya membutuhkan masa istirahat beberapa saat agar tidak panas. Anda juga harus tahu seluk beluk perawatan agar tidak membengkak biaya perbaikan mesin. Satu mesin rusak maka pekerjaan akan molor dalam beberapa waktu, efisiensi tenaga juga berpengaruh, pemasukan juga akan sedikit menurun. Perlunya mesin cadangan ketika rusak memang sangat dibutuhkan sekali. 

2. Bahan Mahal

Terkadang ada jenis usaha konveksi yang kelasnya untuk masuk ke mall ternama, hal ini tidak mudah karena bahan yang dibutuhkan juga sangat berkualitas, bisa jadi impor dari luar negeri. Fluktuasi harga bahan impor inilah terkadang membuat harga busana jadi tidak menentu, konsumen yang berlangganan juga tidak ingin naik terlalu tajam dan harapan mereka adalah bisa turun. 

3. Human Error

Faktor human error atau kesalahan pekerjaan manusia memang menjadi sebuah pabrik konveksi bangkrut. Maka, ada trik khusus bagi mereka yang sudah terlanjur membuka usaha konveksi yaitu memilih karyawan dari lembaga pelatihan UMKM keterampilan menjahit atau SMK. Tidak sedikit yang membuka lowongan dari lembaga pelatihan untuk dijalurkan ke pabrik konveksi. Setidaknya mereka lebih bisa ditata daripada yang belum tahu sama sekali tentang dunia jahit menjahit. 

4. Kompetitor 

Saingan atau kompetitor memang hal biasa dalam dunia bisnis apapun, dengan ini Anda sebagai pengusaha konveksi harus bisa menyikapi dalam dua hal yakni kualitas dan harga. Saingan yang paling umum adalah harga dengan kualitas sama, ada kalanya sedikit dikurangi namun Anda juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawan dan sebagainya. Ketika saingan semakin kuat maka Anda perketat kuat dengan layanan tambahan kepada konsumen dan tingkatkan mutu bahan.

Sudah menjadi hal biasa ketika Anda ingin membuka usaha ada saja kendala konveksi baju yang dihadapi. Sebagai pengusaha konveksi yang sedang berkembang sebaiknya jangan mengutamakan keuntungan pribadi karena hal itu akan merusak konsumen. Lebih baik Anda mengambil untung untuk kesejahteraan karyawan dan sedikit demi sedikit bisa mengumpulkan laba untuk kantong pribadi. Peka dengan kebutuhan pasar memang penting agar Anda tidak salah jalur dalam memulai bisnis konveksi. Jika fokus pada konveksi kaos ya sebaiknya kaos saja karena mesinnya juga berbeda dengan mesin jahit untuk bahan kemeja. Jangan Anda campurkan satu divisi kalau ingin melebarkan sayap bisnis, batasi dengan manajemen lainnya untuk bahan yang berbeda pula. 

1 Comment
  • Tisya
    Posted at 09:16h, 13 August Reply

    Apa solusi kalian para penjahit
    Dalam kendala seperti itu

Post A Comment